Kabarjournalist.com – PT. Penerbit Airlangga meluncurkan buku berjudul ‘SIMI Penyu yang Kuat’ pada 27 Juli 2023 lalu, mahakarya Kelompok Kerja Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (Pokja Bunda PAUD) Kabupaten Sukabumi.
Lahirnya mahakarya tersebut juga disambut hangat Bupati Sukabumi, H. Marwan Hamami berserta jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) sehingga menjadi ikon dalam peringatan Hari Jadi Kabupaten Sukabumi (HJKS) 2023 silam.
Tidak sampai di sana, buku cerita yang sarat dengan muatan lokal dengan tokoh ceritanya seekor Penyu yang bernama Simi singkatan dari Sukabumi dengan sahabatnya seekor kepiting yang bernama Uteng singkatan dari Ujunggenteng ini pun menghantarkan nama Bunda PAUD Kabupaten Sukabumi, Yani Jatnika Marwan ke kancah nasional dan mendapat apresiasi Bunda PAUD Nasional, Ibu Negara Iriani Joko Widodo pada November 2023.
Ketua Pokja Bunda PAUD Kabupaten Sukabumi, Elis Sajaah mengatakan, buku cerita ‘Simi Si Penyu Yang Kuat’ merupakan buku cerita bermuatan Lokal di Kabupaten Sukabumi, karena merupakan sebuah karya cerita yang dibuat oleh Tim Pokja Bunda PAUD Kabupaten Sukabumi sebagai bentuk upaya Pengembangan Kurikulum bermuatan lokal.
Tokoh cerita yang ditampilkan merupakan binatang yang menjadi maskot Kabupaten Sukabumi. Hal ini akan menanamkan rasa kebanggaan pada anak serta memperkuat jati diri anak sebagai putra-putri dari daerah Kabupaten Sukabumi. Tentu hal ini selaras dengan struktur dari Kurikulum Merdeka Belajar yaitu Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
“Lahirnya buku ini juga sebagai bentuk mendorong literasi bermuatan lokal dan sangat penting dalam penguatan profil pelajar Pancasila dalam Kurikulum Merdeka Belajar. Melalui literasi lokal, peserta didik tidak hanya belajar tentang nilai-nilai budaya dan sejarah yang ada di sekitar mereka, tetapi juga mengembangkan karakter yang kuat, keterampilan berpikir kritis dan kreatif, serta kemampuan untuk berkontribusi secara aktif dalam masyarakat,” ujarnya, Jumat (14/06/2024).
Semua ini, lanjut Elis, tidak terlepas dari aspek penting dan profil pelajar Pancasila yang diharapkan mampu menjadikan peserta didik sebagai individu yang berkarakter, bertanggung jawab, dan mampu berperan positif dalam pembangunan bangsa.
“Pengembangan literasi bermuatan lokal dalam Kurikulum Merdeka Belajar didukung oleh berbagai dasar hukum yang menekankan pentingnya pendidikan yang sesuai dengan potensi dan kebutuhan lokal. Kebijakan-kebijakan ini mendorong pengintegrasian kearifan lokal dalam kurikulum untuk memperkuat identitas budaya, karakter, dan ketrampilan peserta didik sesuai dengan profil pelajar Pancasila. Dasar hukum yang mendukung pengembangan literasi bermuatan lokal dalam Kurikulum Merdeka Belajar dapat ditemukan dalam berbagai peraturan dan kebijakan pendidikan di Indonesia,” jelasnya.
Adapun dasar-dasar analisis peluncuran buku tersebut dilihat di berbagai aspek. Salah satunya, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024.
“Peraturan ini mencakup strategi dan arah kebijakan pendidikan, termasuk penguatan pendidikan karakter dan kearifan lokal sebagai bagian integral dari upaya peningkatan mutu pendidikan. Sehingga, kami bekerjasama dengan PT. Penerbit Erlangga untuk peluncuran buku ini. Kini, sudah tersedia di pasaran dan di Electronic Commerce atau e-commerce,” jelas Elis.
Namun, sayangnya kata dia, setahun seusai penerbitan Buku ‘Simi Si Penyu Yang Kuat’ ini mulai dirasa ada yang tidak berbuah manis. Bahkan, ada yang menuding bahwa buku tersebut merupakan ajang bisnis. Padahal, menurutnya buku ini kemitraan bersama PT. Penerbit Erlangga.
“Intinya, tidak semua niat baik, inovasi baik akan berbuah manis pula. Tapi ya biarkan saja karena faktanya sendiri bahwa buku ini diterima dan diapresiasi hingga Bunda Nasional hingga saat ini,” ulasnya.
Sementara itu, Kepala Cabang Bogor PT. Penerbit Erlangga, Hardian Tjahjo P juga turut menyayangkan jika isu mengenai peluncuran buku tersebut dienduskan negatif. Padahal, pihaknya meyakini bahwa inovasi Bunda PAUD dan Pokja Bunda PAUD Kabupaten Sukabumi ini memang harus diapresiasi sebagai implementasi bukti literasi nyata.
“Ini sebuah karya yang luar biasa bahkan kini sudah ke tingkat nasional. Jadi jika ada yang menuding sebagai ajang bisnis itu salah besar. Kami bersama Pokja Bunda PAUD Kabupaten Sukabumi hanya mencoba mengembangkan kompetensi menulis bagi pendidik di kab. Sukabumi melalui support kegiatan mulai dari menyelenggarakan kegiatan workshop menulis bersama himpaudi se kab. Sukabumi hingga melahirkan sebuah karya buku yang diterbitkan. Sementara soal penjualan dan lain sebagainya itu di luar kami,” bantahnya.
“Karena, tugas kami di sini tidak lain adalah untuk mendukung program strategis baik program pemerintah daerah, dunia pendidikan dan mendukung program literasi. Mengembangkan kompetensi yang bisa melahirkan karya-karya dan mendorong karya lokal ke tingkat nasional. Salah satunya melalui workshop literasi dan numerasi serta menulis cerita anak. Utamanya, adalah mewujudkan pengembangan SDM yang berkualitas, berkarya dan berperan aktif dalam mencetak generasi bangsa,” sambung Hardian.
Adapun dugaan bahwa buku ‘Simi Si Penyu Yang Kuat’ diperjualbelikan ke PAUD itu di luar kewenangannya. Karena, pihaknya hanya berkaitan dengan membantu program kegiatan literasi, workshop menulis hingga penerbitan. Bahkan, tidak ada intervensi dari Bunda PAUD Kabupaten Sukabumi maupun Pokja Bunda PAUD Kabupaten Sukabumi yang mengarahkan hal itu, termasuk fee dari penerbitan buku.
“Intinya kita mendukung program literasi dan menulis hingga penerbitan. Kalau soal penjualan ada di pihak distributor kan?. Jadi salah besar jika hal ini dikaitkan dengan bisnis untuk Bunda PAUD maupun Pokja Bunda PAUD Kabupaten Sukabumi,” tandasnya.
Red/HJS