Kabar Journalist

Home / Opini

Senin, 27 Maret 2023 - 19:01 WIB

Hikmah Ramadan, Penataan Kebaikan Penataan Hidup Saling Menguntungkan

Kabarjournalist.com – KEHIDUPAN dan kematian adalah dua peristiwa alamiah yang terjadi pada setiap makhluk hidup, begitu pun manusia. Secara garis besar, manusia akan menempuh dua alam kehidupan, yakni kehidupan di dunia dan kehidupan di akhirat sesuai dengan takdir atau Rancang Bangun dari Sang Pencipta.

Jalannya kehidupan manusia, sebagai makhluk yang berakal, tak lepas dari pilihan manusia itu sendiri terhadap nilai-nilai kehidupan, hidup baik atau hidup tidak baik.

Artinya setelah masa baligh (mencapai kedewasaan) manusia dihadapkan kepada pilihan apakah mau menata kebaikan ataukah mau menata ketidakbaikan.

Setiap pilihan yang kita tentukan akan membawa konsekuensi logis yang berdampak pada diri kita karena ruang dan waktu bagi manusia sudah ditentukan. Bagi seorang Muslim, Islam tidak pernah memberikan pilihan yang abu-abu, Islam memberikan pilihan hidup yang sangat tegas dan jelas.

Sebagai contoh jika kita memilih untuk pola hidup sehat, maka tubuh kita akan menjadi sehat sehingga usia pun juga akan menyesuaikan dengan pola hidup sehat.

Sebaliknya apabila pilihan hidupnya tidak sehat maka secara otomatis badannya atau usianya pun akan sesuai dengan pilihannya. Semuanya bergulir memenuhi takdir-NYA.

Begitulah pandangan saya terhadap hakikat kehidupan dan kematian manusia, bahwa suatu kehidupan itu pasti ada akhirnya yaitu kematian.

Begitu manusia dihadapkan pada kematian, maka kelak akan ada yang ditinggalkan, baik istri atau suami, anak, kerabat, handai taulan atau juga cucu dan generasi-generasi yang akan datang.

Sebaliknya, setelah kita mati maka akan ada yang kita datangi yaitu Yaumul Akhir sebagai Hari Kebangkitan. Saya sebagai muslim sangat meyakini itu.

Maka sebagai manusia, saya telah menentukan sikap hidup saya sebagai satu pilihan. Saya menyatakan pilihan untuk memilih hidup baik atau menata hidup baik melalui gerak penataan kebaikan. Itulah pilihan saya.

Di usia 58 tahun ini saya sudah menentukan sikap mau menata kebaikan, itulah yang akan saya wariskan kepada anak istri saya, saudara sedarah dan para sahabat yang setia mendukung saya, serta seluruh simpatisan dan mitra penataan kebaikan.

Sebagai fakta sebuah pilihan, saya akan mewariskan suatu kebaikan melalui gerak penataan kebaikan kepada siapa pun yang memiliki garis pemikiran dan buah tindakan yang sama dalam menata kebaikan ini.

Sehingga mereka menjadi mampu melanjutkan hidup yang baik seperti halnya apa yang telah saya pilih yaitu hidup menata kebaikan. Jadi apabila saya meninggal, akan ada yang diwariskan yaitu satu sistem penataan kebaikan kepada seluruh orang yang mendukung.

Kenapa hanya kepada yang mendukung? karena yang mendukung ini pasti memberikan pengorbanan perjuangan untuk berhasilnya penataan yang saya tata selama ini.

Artinya, mereka mendukung baik secara material, maupun dalam bentuk doa atau senandung harap, atau mendukung secara kebijakan maupun berbagai dukungan lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung.

Tetapi bagi mereka yang tidak mendukung bahkan sebaliknya mencaci maki, membenci iri dengki, saya tidak akan melayaninya karena itu adalah hak manusia yang hidup. Namun perlu dilihat bahwa perjalanan penataan kebaikan yang saya jalankan ini akan terus berjalan dan terus bergulir.

Saya berharap semua orang yang mendukung dapat melanjutkan sistem penataan kebaikan yang sedang dikerjakan ini. Maka ini otomatis menjadi bekal seorang Ayep Zaki kelak hidup di akhirat.

Sebagai orang muslim, saya meyakini adanya kehidupan di akhirat, bentuknya seperti apa saya tidak bisa menerangkan lebih jauh, saya hanya mampu menyampaikan bahwa kelak akan ada kebangkitan.

Saya meyakini adanya kebangkitan di hari akhir. Oleh karena itu saya akan membawa perbuatan amal baik dalam penataan kebaikan yang sudah saya kerjakan. Itulah bekal saya, bekal kawan-kawan saya, saudara-saudara yang mendukung.

Apabila sistem penataan yang baik atau penataan kebaikan sudah melahirkan keuntungan bagi individu, kelompok, maupun organisasi yang besar, maka sudah bisa dipastikan penataan kebaikan akan didukung oleh pribadi-pribadi, kelompok atau organisasi yang besar.

Tentu saja penataan kebaikan ini adalah saling menguntungkan yang pada akhirnya menjadi saling menyejahterakan, saling memakmurkan, saling kasih sayang antar individu, kelompok dan sesama organisasi bahkan lebih jauh lagi antar negara.

Jika satu negara telah mampu memberikan keuntungan atau kesejahteraan pada negara lain, maka hakikat saling memberikan kesejahteraan, dan kemakmuran antar negara, akan tercipta. Hal itu akan membuat perdamaian dunia yang didambakan oleh semua bangsa, benar-benar terwujud nyata.

Inilah satu konsep yang diberikan oleh Sang Pencipta. Saya sebagai umat Islam tentu saja membaca dan meyakini Al-Quran sebagai rujukan penataan kebaikan. Kebaikan yang telah difirmankan oleh Allah dan disabdakan serta dicontohkan oleh Rasulullah.

Kebaikan dalam hal ini yaitu tidak menyakiti orang atau individu yang lain, atau bahkan kelompok lain. Kebaikan adalah saling memberikan manfaat, memberikan keuntungan kepada lainnya.

Saya sebagai pendiri kelompok kecil yang bernama Forum Komunikasi Doa Bangsa (FKDB) akan selalu berupaya untuk memberikan keuntungan kepada kelompok yang lainnya.

Komitmen saya kelak, bila saya berada di satu organisasi yang besar dan memiliki kedudukan di organisasi yang besar ini, maka organisasi tersebut akan memberikan manfaat kebaikan kepada organisasi besar lainnya.

Begitu pun jika kelak saya masuk di organisasi besar di satu negara, maka negara yang saya diami, harus memberikan kebaikan kepada negara lain, sehingga melahirkan perdamaian dunia yang terus dipertahankan menjadi perdamaian abadi.

Ini merupakan satu keinginan dari seorang makhluk yang diciptakan oleh Allah.

Saya meminta kepada Allah, sebelum ajal saya tiba, maka mohon diberikan kesempatan dalam mengisi ruang dan waktu yang ada untuk mengerahkan segenap kekuatan berpikir, tenaga, dan kesehatan yang diberikan ini untuk mewujudkan penataan kebaikan demi generasi mendatang, juga sekaligus untuk bekal saya di akhirat kelak.

Demikian harapan keinginan yang mendalam bagi seorang Ayep Zaki, tidak ada paksaan dari siapa pun.

Niat baik ini murni dari satu makhluk hidup yang diciptakan oleh Allah yang menyatakan syukur kepada Sang Pencipta, yang diekspresikan dalam gerak menata kebaikan untuk generasi yang akan datang.

Menjadikannya satu model kehidupan yang saling menguntungkan, menyejahterakan, memakmurkan dan berbagi kasih sayang, berwujud di persada nusantara tercinta yang akan berkembang meluas pada akhirnya ke belahan dunia lainnya, In Syaa Allah, Aamiin

Red / Hendra Jo Sofyan

Sumber : Nasdem.id

 

Share :

Baca Juga

Bisnis

Pokdakan Sauyunan Mimpikan Destinasi Wisata Edukasi Lingkup ke- Rw an. Dapatkah Terwujud ?

Infrastruktur

How to Give Your 2016 Resolutions Staying Power

Bisnis

Pokdakan Sauyunan Kadulawang Gandeng UMKM Juara Binaan Propinsi Jawa Barat. Berkolaborasi !

Hukum

KPK Jabar Sekretariat Daerah Kota Sukabumi Siapkan Diri, Sosialisasikan Program “Cegah Korupsi Sejak Dini”

Ekonomi

No Arms, No Legs, No Worries

Bisnis

Dulu Kumuh Tak Terurus, Kini Rapi dan Nyaman. Gunakan Anggaran Milyaran kah?

Bisnis

Pokdakan Sauyunan Berencana Gelar HUT Yang Ke-3 ,19 Agustus 2023. Siap Mendukung??
Pokdakan Sauyunan Kadulawang

Bisnis

Bila Sudah Tak Lagi Peduli Terhadap Lingkungannya , Salah kah??