Kabar Journalist

Home / Bisnis / Ekonomi / Jawa Barat / Nasional / Sukabumi / umkm

Minggu, 6 Agustus 2023 - 21:24 WIB

Bincang -bincang Terkait Pertanian dan Perikanan Bersama Dankih AS Nuklir ” Saat ini sulit mencari Petani Penggarap”

Kabarjournalist.com – Dankih AS Nuklir yang seringkali dipanggil Bopo ini mengeluhkan Profesi Petani di wilayahnya sudah sulit ditemukan. Faktor tersebut diakibatkan oleh berbagai hal dan penyebab diantaranya tidak adanya generasi penerus Petani , selain itu harga pasar untuk hasil pertanian ini menurutnya tidak menguntungkan Petani atau Pemilik Lahan.

Bopo sebagai pemilik lahan merasakan kesulitan  mencari Petani Penggarap pada saat ini , Ia mengatakan bahwa  sudah jarang sekali bahkan tidak adanya regenerasi.

“Saat ini untuk pertanian sangat sulit. Salah satu faktor penyebabnya Petani penggarapnya sudah tua-tua dan tidak ada regenerasi,” ujar Bopo kepada Kabarjournalist.com. Minggu, 6/08/2023.

Baca Juga  Walikota Hadiri Peresmian Forum Pemukiman dan Perumahan Kota Sukabumi

Selain itu, faktor generasi penerus ini sudah berkurang, hal ini  disebabkan karena para Petani Padi saat ini untuk mendapatkan keuntungan  sangat minim sekali bahkan terkadang merugi.

“Salah satu faktor penyebab sekarang diantaranya upah buruh mahal, yang dulu 40 ribu sekarang sampai siang (Dzuhur) sudah 75 ribu. Kemudian disatu sisi harga jual padi basah itu di posisi Rp.4.300,-, gitu. Jadi keuntungannya kecil bangetlah, bahkan bisa dikatakan rugi sekarang ini,” ungkapnya.

Dibandingkan jaman dahulu, menurutnya, 1 hektar ini ditanami sama padi itu bisa menghasilkan 6-7 Ton tetapi di jaman sekarang , mendapatkan 4 Ton aja itu sudah bagus.

Baca Juga  Edarkan Sabu, Pemuda di Sukabumi Diringkus Polisi

Kemudian Faktor lain diantaranya Hama ,Burung Pipit.

“Kenapa banyak burung Pipit sekarang ini, karena jaman dulu kalo menanam padi itu berbarengan dan kalo sekarang ngga berbarengan karena manusia yang bekerjanya sedikit. Itulah salah satu faktor penyebabnya,” ulasnya.

Bopo berharap agar para penggarap ini tumbuh  regenerasi , Ia berharap agar harga Padi dapat mengikuti harga pasar , tidak dipatok oleh Pemerintah.

“Ikuti saja seperti harga BBM, bila perlu harga beras bisa 20 ribu per kilo dan harga Padi basah 9 ribu per kilonya Jadi yang sisanya itu bisa disetujui oleh Pemerintah, gitu, kalo ngga bisa disubsidi oleh Pemerintah ,ya sudah lepas aja ke harga pasar,” ungkapnya.

Baca Juga  Siapkan Jawaban Somasi, Pemkot Sukabumi sedang Mengkaji dan Menelusuri Status Utang ke Pihak ke III

Dengan hal ini, Bopo khawatir, bila tidak disubsidi oleh Pemerintah maka akan berdampak pada lahan-lahan Pertanian produktif menjadi berubah fungsi ke jenis-jenis tanaman yang mempunyai nilai jual tinggi , sehingga akan  berdampak dan terganggunya ketahanan pangan, yang berakibat harus Impor Beras.

Red/ Jo Sofyan

Share :

Baca Juga

Jawa Barat

Ratusan Sopir Angkot Dapatkan Voucher Bantuan BBM Subsidi Sebesar 600 Ribu Rupiah

Nasional

Kapolsek Kadudampit Bantu Ojeg Pangkalan Berupa Beras

pemerintahan

Kalapas Warungkiara Berikan Bantuan Pupuk Kandang Untuk Pokdakan Sauyunan Kadulawang

Hukum

Miliki Kinerja Anggaran Terbaik, Kemenkumham Raih Penghargaan dari Kemenkeu

Nasional

GPS Gelar Aksi di UPTD Bina Marga Pemprov Jabar. PT.Prima Mixindo Utama, Disorot !

Sukabumi

Sambut HUT KCK ke-78, Persit cab XVII Kodim 0607/KS Gelar Bakti Kesehatan

pemerintahan

MAL PELAYANAN PUBLIK, SEKDA” KECEPATAN PELAYANAN DAN MENINGKATKAN DAYA SAING GLOBAL”

Hukum

WASPADA DEMAM BERDARAH, KLINIK LAPAS WARUNGKIARA GERAK CEPAT LAKUKAN 3 LANGKAH PREVENTIF