Kabarjournalist.com – Kejaksaan Negeri Kota Sukabumi menetapkan dua orang Honorer Dinas Pendidikan Kota Sukabumi sebagai tersangka kasus korupsi atau penyalahgunaan dana Program Indonesia Pintar (PIP) tahun ajaran 2019/2020. Kejari mencatat perbuatan keduanya menyebabkan kerugian negara lebih dari Rp 716 juta.
Kepala Kejari Kota Sukabumi, Setiyowati, mengatakan dua tersangka masing-masing berinisial DS dan KH. Mereka bertugas sebagai honorer dan operator data pokok pendidikan (Dapodik) di Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Sukabumi.
“Setelah kami evaluasi dan gelar perkara dan dinyatakan terdapat alat bukti yang cukup bahwa yang bersangkutan diduga telah melakukan tindak pidana korupsi penyalahgunaan dana PIP usulan pemangku kepentingan tahun 2019-2020,” ucap Setiyowati kepada awak media di kantornya, Senin (04/09/2023).
“Perbuatan keduanya menimbulkan kerugian negara mencapai Rp 716.729.750. Atas penyelidikan tersebut hari ini penyidik telah meningkatkan status DS dan KH dari saksi menjadi tersangka,” ungkapnya.
Menurutnya , kedua tersangka akan ditahan di Rutan Kelas II Sukabumi (Lapas Nyomplong) dan akan melakukan pendalaman untuk menyelidiki ada tidaknya pelaku lain dalam kasus ini.
“Dalam kasus ini kami sudah memeriksa 56 orang saksi. Kami belum menemukan adanya keterlibatan pihak lain, mereka berdua berinisiatif melakukan pemotongan 35 persen terhadap penerima dana PIP,” ulasnya.
Atas perbuatannya kedua tersangka dijerat dengan Pasal 2 dan 3 UU RI Nomor 31 tahun 1999 juncto UU Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Tindak Pidana Korupsi. DS dan KH terancam hukuman penjara minimal 4 tahun penjara.
Kemudian di tempat yang sama, Kepala Seksi Tindak Pidana Khusus Kejari Kota Sukabumi, M Taufik Akbar, ikut menambahkan terkait pemotongan dana yang dilakukan oleh para tersangka terhadap para siswa penerima PIP dari 11 sekolah dasar dan 14 sekolah SMP. Menurutnya, tidak hanya negeri, sekolah swasta juga menjadi sasaran kedua tersangka.
“Sampai dengan saat ini yang terungkap itu untuk tahun 2019-2020. Untuk sekolah dasar jumlahnya 11 SD dan SMP ada 14 sekolah baik swasta maupun negeri. Beri kami kesempatan untuk melakukan pengembangan,” ucapnya.
Red : Jo Sofyan